Sabtu, 16 November 2013

LEGENDA LEMBUSWANA di KUTAI KARTANEGARA

Belum lama ini pada tanggal 9-10 nov.13, saya mengikuti sebuah kegiatan Gathering di Kaltim. Tepatnya di 2 Kota yaitu di Samarinda dan Tenggarong, Kukar. Ketika Saya berada di Tenggarong di depan Museum Mulawarman ada sebuah patung yang menarik menurut saya, karena bentuk dan warnanya yang emas berkilau. Namanya Patung Lembuswana
Depan Museum
Patung Lembuswana tersebut merupakan karya seniman Burma pada pertengahan abad ke-19, tetapi baru menghias pelataran kedaton Kutai Kartanegara sejak awal abad ke-20.
Patung Lembuswana
Patung tersebut cukup erat kaitannya dengan mitologi setempat. Terutama dengan masyarakat Kutai Kartanegara. Patung satwa berbadan kuda yang berisisik dan bertaji. Taringnya yang menghunus ganas yang mengapit belalai itu. Lembuswana, sang penguasa Sungai Mahakam yang bersemayam di palung sungai tersebut. 
Leluhur mayarakat Kutai memercayai bahwa Sang Lembuswana merupakan tunggangan Mulawarman, yang bertakhta sebagai Raja Kutai (Kerajaan Hindu tertua di Indonesia) sekitar 1.500 tahun silam. Dan juga Kemunculannya tersebut kerap dihubungkan dengan kisah lahirnya Putri Karang Melenu yang muncul bersama satwa mitologi itu dari dasar Sungai Mahakam. Kelak sang putri menikah dengan Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti. Dari sang putri itu dilahirkan penerus dinasti raja-raja Kutai Kartanegara. Lembuswana telah meretas masa dari zaman kerajaan Hindu tertua (Kutai Lama) sampai kesultanan Kutai Kartanegara dengan segala filosofinya.


Patung Lembuswana
Depan Museum Mulawarman

Sabtu, 16 Februari 2013

Persiapan (pribadi) Bagi Seorang Petualang

Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain :

1. Sifat mental.
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.

2. Pengetahuan dan keterampilan

Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya.

3. Kondisi fisik yang memadai

Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.

4. Etika

Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.